BIOMANZI - TES BUTA WARNA

A. Tabulasi Data

1. Memisahkan Benang Warna-Warni

No	Warna Benang	Naracoba
		Ayunda	Lina	Fika	Rulis	Pandu	Suci	Reno	Rizky
1.	Hijau	√	√	√	√	√	√	√	√
2.	Ungu Tua	√	√	√	√	√	√	√	√
3.	Ungu Muda	√	√	√	√	√	√	√	√
4.	Orange	√	√	√	√	√	√	√	√
5.	Merah Marun	√	√	√	√	√	√	√	√
6.	Merah Muda	√	√	√	√	√	√	√	√

Keterangan:

√ : mampu memisahkan dari benang lain

X : tidak mampu memisahkan dari benang lain

2. Membaca Buku Ichihara

No	Gambaar	Naracoba
		Ayunda	Lina	Fika	Rulis	Pandu	Suci	Reno	Rizky
1.	12	12	12	12	12	12	12	12	12
2.	8	8	8	8	8	8	8	8	8
3.	5	5	5	5	5	5	5	5	5
4.	29	29	29	29	29	29	29	29	29
5.	74	74	74	71	74	74	74	71	74
6.	7	7	7	7	7	7	7	7	7
7	45	46	48	45	46	45	45	45	45
8	2	2	2	2	2	2	2	2	2
9	Pola	Pola	Pola	Pola	Pola	Pola	Pola	Pola	Pola
10	16	16	16	16	16	16	16	16	16
11	Pola	Pola	Pola	Pola	Pola	Pola	Pola	Pola	Pola
12	35	35	35	35	35	35	35	35	35
13	96	96	96	96	96	96	96	96	96
14	Pola	Pola	Pola	Pola	Pola	Pola	Pola	Pola	Pola

Keterangan: Angka pada kolom dibawah nama menunjukkan hasil bacaan naracoba tersebut.

B. Interpretasi Data

Berdasarkan tabulasi data 1 dan tabulasi data 2, dapat diketahui bahwa hampir semua naracoba tidak mengalami kelainan mata berupa buta warna. Pada pengujian pemisahan dan pengelompokkan benang berwarna-warni delapan naracoba yang diuji dapat melakukan dengan baik dan benar. Pada pengujian dengan buku Ichihara, naracoba yang teridir dari delapan orang tersebut, beberapa diantaranya melakukan kesalahan pembacaan angka dan bentuk pola yang kurang sesuai. Naracoba membaca angka 45 menjadi angka 46 (Ayunda dan Rulis), 45 menjadi 48 (Lina) 74 menjadi 71(Fika dan Reno). Kesalahan pembacaan pola dilakukan oleh Pandu ketika membaca pola yang terdapat pada urutan nomor 9. 

Dari uraian tersebut, dapat diketahui bahwa terdapat beberapa perbedaan kemampuan membedakan gradasi warna tertentu pada naracoba yang mengalami kesalahan pembacaan dikarenakan berbagai penyebab. Namun, hal ini bisa saja dikarenakan ada kemungkinan kelainan pada mata (buta warna) atau gangguan karena faktor lingkungan pada saat pengambilan data. 

C. Pembahasan

Tabulasi data dan interpretasi menunjukkan bahwa pada pemisahan benang berwarna-warni tidak teridentifikasi bahwa naracoba mengalami gangguan pada mata. Dari enam benang berwarna berbeda yang digunakan, ke delapan naaracoba mampu memisahkan dan mengelompokkannya dengan benar. Apabila naracoba mengalami buta warna parsial maka 25% dari penebakan warna yang dilakukan, akan mengalami kesalahan. Dengan kata lain, naracoba tidak dapat menebak atau salah menebak 1 sampai 2 dari enam warna yang tersedia. Apabila naracoba tidak dapat melihat warna atau tidak dapat membedakan ≥50% dari benang yang tersedia maka dapat dikatakan bahwa naracoba mengalami buta warna total. 

Hasil pengujian dengan buku Ichihara, beberapa naracoba yang melakukan kesalahan pembacaan sebanyak 1 sampai 2 dari 14 angka dan pola yang tersedia. Hal ini berarti bahwa naracoba ini tidak mengalami gangguan buta warna karena masih mampu membaca dengan benar ≥75% angka dan pola yang terrdapat dalam buku Ichihara. 

Kesalahan pembacaan angka maupun pola dapat disebabkan karena pengaruh dari beberapa hal antaralain, jarak antara pembaca/naracoba dengan kartu yang dipegang oleh asisten, lama waktu yang dibutuhkan naracoba untuk melihat angka/pola pada lembaran buku Ichihara, posisi berdiri naracoba terhadap sudut buku (misalnya: angka 7 pada posisi melihat tertentu mirip dengan angka 1, angka 1 dari posisi tertentu mirip angka 4). Selain itu dapat pula disebabkan karena naracoba terlalu terburu-buru dalam melihat dan memutuskan angka berapa yang ditunjukkan sehingga terjadi kesalahan pembacaan. 

Berdasarkan uraian singkat tersebut, dapat diketahui bahwa naracoba tidak mengalami gangguan buta warna dan memiliki kemampuan membedakan warna dengan normal. Selain itu, hal ini berarti bahwa sel kerucut pada retina (reseptor warna hijau, biru dan merah) masih berfungsi dengan baik. 

Daftar Pustaka:

Ilyas,HS. 2009. Ilmu Penyakit Mata untuk Dokter Umum dan Mahasiswa Kedokteran, Edisi Dua, Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia. Jakarta: Sagung Seto

Nangsari, Nyanyu Syamsiar. 1988. Pengantar Fisiologi Manusia. Jakarta: Depdikbud

Soewolo, dkk. 2003. Fisiologi Manusia, Edisi Revisi. Malang: UNM Press

Syaifuddin. 2011. Anatomi Fisiologi. Jakarta: EGC